Ketika menggambar, apalagi menggunakan pensil, pasti kita membuat outline terlebih dahulu. Sayangnya, dalam photorealistic drawing, kehadiran outline ini cukup mengganggu karena dapat mengurangi efek “realistik” lukisan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar di sebelah kiri dibuat dengan outline, sedangkan di sebelah kanan tanpa outline.
Terlihat garis yang cukup tebal pada bagian pipi, dagu, dan pakaian. Akibatnya, lukisan kurang terlihat realistik. Bandingkan dengan lukisan HYDE misalnya. Garis outline tidak terlalu kelihatan sehingga lukisan lebih realistik.
Untuk membedakan bidang atau benda, cukup membuat outline tipis atau tidak sama sekali. Biarkan perbedaan value (gelap-terang) yang menuntun mata untuk membedakan benda dalam lukisan anda.
Misalnya pada lukisan Tomiko Van,
saya zoom pada bagian dagu,
terlihat garis yang tak terlalu tebal untuk membedakan antara wajah dan leher. Untuk lebih menguatkan perbedaan bidang tersebut, value antara wajah dan leher dibuat berbeda (arsiran pada leher lebih gelap).
Contoh lain pada lukisan YUI #7,
saya zoom lagi,
pada bagian tangan tidak diberi outline. Untuk menunjukkan bahwa itu tangan, backgroundnya saya beri arsiran. Sementara pada bagian bawah dagu juga tidak diberi outline. Untuk membedakan dagu dan rambut hanya mengandalkan value rambut yang gelap.
Tak selamanya outline diharamkan sih. Hanya saja hati-hati dalam penggunaannya.
Sekian tutorial kali ini. Mudah-mudahan ada manfaatnya.
Source: https://febriantoedypratama.wordpress.com/
Source: https://febriantoedypratama.wordpress.com/
No comments:
Post a Comment