Wednesday, April 8, 2020

Cara Membuat Storyboard


Dalam merencanakan produksi video, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membuat storyboard (sketsa gambar yang berurutan sesuai dengan naskah), agar Anda dapat membuat naskah cerita menjadi lebih hidup dan video tersebut dapat disajikan kepada orang lain. Storyboard adalah rangkaian cerita yang memberikan rincian video, dan ilustrasi adegan utama, yaitu bagaimana latar belakangnya, siapa yang akan ada dalam video, dan adegan apa yang akan ditampilkan. Storyboard biasanya digunakan sebagai contoh adegan film, musik video, produksi televisi, dan lain-lain, dan dapat dibuat secara manual atau menggunakan media digital. Bacalah untuk mengetahui bagaimana cara membuat ilustrasi storyboard cerita Anda.

Bagian1
Jalan Cerita

  1. 1
    Buatlah daftar kronologi cerita, atau yang biasa disebut juga timeline. Membuat parameter mengenai kapan dan di mana cerita akan berlangsung, serta menentukan urutan kejadian cerita yang akan terjadi secara kronologis, merupakan cara terbaik untuk mengatur cerita Anda sehingga Anda dapat mulai diadaptasikan ke dalam sebuah video. Jika cerita Anda tidak memiliki urutan waktu yang sempurna (contohnya: jalan cerita kembali ke masa lalu, jalan cerita "lompat" maju ke masa depan, pergantian perspektif, resolusi jalan cerita berganti, perjalanan waktu, dll.), Anda masih dapat membuat timeline (daftar kronologi) narasi.
    • Buatlah urutan adegan utama sesuai dengan urutan cerita yang akan ditampilkan dari awal hingga akhir, karena urutan adegan ini merupakan jalan cerita yang akan ditayangkan pada layar film.
    • Jika Anda membuat storyboard untuk sebuah iklan, buatlah adegan yang akan ditampilkan beserta urutannya.
  2. 2
    Ingatlah adegan utama dalam cerita Anda. Storyboard dibuat untuk memberitahu penonton inti cerita yang akan dituangkan ke dalam bentuk film. Intinya bukan mencoba untuk menuangkan kembali seluruh rangkaian cerita ke dalam sebuah buku, namun untuk menunjukkan bagian utama yang dapat menarik perhatian penonton. Pikirkan cerita Anda dan pikirkan pula adegan utama mana yang ingin Anda gambarkan pada storyboard.
    • Pilihlah adegan yang menunjukkan jalan cerita dari awal hingga akhir.
    • Titik balik cerita merupakan hal yang penting untuk ditunjukkan. Dalam beberapa waktu, bisa saja terjadi perubahan jalan cerita sehingga Anda perlu memasukkannya ke dalam storyboard.
    • Anda juga mungkin ingin memberikan perubahan pada latar belakang tempat. Jika cerita dimulai di satu kota dan berpindah ke kota lain, pastikan bahwa hal tersebut sudah jelas tertuang di dalam ilustrasi Anda.
    • Jika Anda membuat storyboard untuk sebuah iklan, prosesnya pun tidak akan berbeda: pilihlah gambar utama yang akan merepresentasikan arah film dari awal hingga akhir. Sebagai panduan umum, ingatlah bahwa untuk iklan berdurasi 30 detik, storyboard tidak boleh lebih dari 15 kerangka. Gunakan rata-rata 2 detik untuk setiap kerangka.
  3. 3
    Tentukan seberapa terperinci jalan cerita Anda. Storyboard bisa saja dibuat dengan sangat terperinci, contohnya yaitu dengan memberikan ilustrasi yang menggambarkan setiap cerita. Jika Anda sedang mempersiapkan film dengan durasi yang panjang, Anda perlu bekerja keras untuk mendapatkan storyboard yang terperinci. Namun, Anda bisa saja memotong film tersebut menjadi adegan terpisah dengan masing-masing storyboard. Jika Anda ingin memotong film tersbut, Anda perlu membuat representasi terperinci mengenai perkembangan masing-masing adegan yang juga berguna untuk membuat storyboard tetap teratur selama produksi film.[1]
    • Jika Anda sedang membuat film dan Anda ingin memisahkannya adegan-per-adegan, Buatlah shot list (daftar pengambilan gambar). Anda perlu memikirkan komposisi dan rincian setiap adegan pada shot list yang terlibat dalam proses pembuatan film.
    • Ingatlah bahwa inti storyboard adalah untuk memberikan kejelasan visual dan untuk membuat setiap penonton memiliki pemahaman yang sama. Visual yang dibuat tidak perlu berupa hasil karya seni. Berhati-hatilah ketika memilih rincian untuk storyboard Anda. Anda pasti tidak ingin membuat penonton terlalu "pusing" saat berusaha menafsirkan ilustrasi Anda sehingga gagal memahami pesan utama yang Anda ingin sampaikan.
    • Storyboard yang baik akan mudah dipahami oleh setiap orang yang melihatnya. Seorang sutradara, juru kamera, pemilih adegan, atau bahkan orang yang mengatur properti mungkin meminta storyboard sebagai referensi, panduan, dan arahan.
  4. 4
    Tulislah deskripsi pada setiap kolom yang akan ditunjukkan. Sekarang jika Anda telah menentukan adegan utama yang ingin ditunjukkan, pikirkan bagaimana caranya menggambarkan setiap adegan pada setiap ilustrasi. Lihatlah shot list Anda dan tulislah deskripsi masing-masing bagian terpenting dari setiap adegan. Hal ini akan membantu Anda menentukan apa yang seharusnya digambarkan pada storyboard Anda.
    • Contohnya, Anda mungkin ingin setiap adegan kecil menggambarkan percakapan antara dua karakter utama. Apa yang diperlukan untuk menyampaikan gambar ini? Apakah karakter tersebut bertengkar, atau tersenyum, atau bergerak menuju suatu tujuan? Adegan-adegan itu seharusnya ada dalam setiap gambar.
    • Pikirkan latar belakangnya, karena latar belakang pun penting untuk diperhatikan. Pentingkah untuk memiliki pemandangan tertentu pada latar belakang di belakang pemain?

Bagian2
Desain

  1. 1
    Pilihlah media yang akan digunakan untuk membuat template Anda. Anda dapat menggambar sendiri template storyboard dengan cara membagi papan poster menjadi bingkai kosong dengan ukuran yang sama menggunakan pensil dan penggaris. Susunannya pun harus terlihat sama dengan buku komik yang menggunakan kolom persegi panjang untuk menunjukkan bagaimana adegan akan terlihat di layar. Jika Anda ingin memilih, Anda dapat menggunakan "Adobe Illustrator", "storyboardthat.com", "Microsoft PowerPoint", "Amazon's Storyteller", atau "inDesign" untuk membuat template storyboard dalam bentuk vertikal maupun horisontal.
    • Ukuran kolom harus digambarkan dalam perbandingan aspek yang sama seperti video yang sudah selesai, contohnya 4:3 untuk layar televisi, atau 16:9 untuk fitur layar film. Anda dapat membeli lembar dokumen khusus dengan ukuran ini.[2]
    • Template storyboard untuk iklan seharusnya berbentuk bingkai empat persegi panjang, tempat Anda akan memasukkan visualnya. Jika Anda ingin memasukkan keterangan, pastikan ada celah untuk Anda dapat menulis deskripsi video. Selain itu, harus ada juga kolom untuk audio untuk Anda dapat memasukkan dialog dan suara atau musik.
    • Jika Anda membuat storyboard untuk lebih dari satu video, Anda perlu memiliki "Wacom"™ tablet yang bagus agar Anda dapat memasukkannya langsung ke dalam "Photoshop".
    • Jika Anda tidak ingin membuat desain gambar, Anda dapat menyewa seniman yang profesional khusus untuk menggambarkan desain gambar. Anda perlu mendeskripsikan apa yang terjadi pada setiap kerangka dan memberikan artis tersebut naskah tertulis untuk dikerjakan. Ia akan memberikan Anda kerangka ilustrasi hitam-putih atau berwarna yang dapat Anda pindai (scan).
  2. 2
    Buatlah sketsa gambar Anda. Mulailah membuat adegan dengan cara menggambarkan sketsa yang Anda buat ke dalam template yang ada. Sketsa ini hanyalah konsep kasar, sehingga Anda tidak perlu membuatnya dengan sempurna. Jika Anda membuat sketsa setiap adegan, tambahkan sketsa tersebut dengan elemen-elemen berikut ini, sambil menghapus dan menggambar kembali sesering mungkin:
    • Komposisi (pencahayaan, latar depan/latar belakang, palet warna, dll.)
    • Sudut pengambilan gambar oleh kamera (tinggi atau rendah)
    • Jenis pengambilan film/shot (wide shotclose-upover-the-shoulder shottracking shot, dll.)[3]
    • Properti (objek dalam kerangka)
    • Aktor (orang-orang, binatang, kartun yang sedang berbicara, dll)
    • Efek khusus
  3. 3
    Tambahkan informasi lainnya. Di sebelah atau di bawah setiap kolom, masukkan deskripsi mengenai apa yang terjadi pada setiap adegan.[4]Masukkan pula dialog yang terjadi. Tambahkan informasi mengenai seberapa lama waktu pengambilan adegan. Lalu, berikan nomor pada setiap kolom yang ada agar mudah dijadikan sebagai referensi ketika Anda mendiskusikan storyboard dengan yang lainnya.
  4. 4
    Selesaikan storyboard Anda. Ketika Anda telah selesai membuat poin utama dan menyelesaikan pembuatan desain untuk setiap kerangka, lihatlah kembali pekerjaan Anda dan lakukan berbagai perubahan akhir yang diperlukan. Pastikan bahwa setiap kolom menggambarkan tindakan yang ingin Anda sampaikan. Lihat kembali deskripsi dan dialog yang ada, jika perlu. Akan jauh lebih baik jika ada orang lain yang melihat storyboard yang Anda buat, untuk memastikan bahwa storyboard tersebut berjalan dengan baik dan tidak membingungkan.[5]
    • Pertimbangkan penambahan warna. Jika Anda membuat storyboard untuk iklan, penambahan warna akan membantu ide Anda untuk terus berkembang.
    • Ingatlah bahwa tidak begitu penting untuk membuat gambar yang realistis atau yang sempurna. Tergantung pada penglihatan penonton, gambar berupa garis-garis yang sederhana pun mungkin sudah cukup. Pada kebanyakan kasus, storyboard tidak perlu sempurna, dan hanya perlu masuk akal agar dapat diterima oleh tim Anda.

Bagian3
Sentuhan Akhir

  1. 1
    Berpikirlah dalam tiga poin perspektif. Ketika ilustrasi storyboard Anda tidak terlihat seperti buatan seniman profesional, ada beberapa trik seniman yang Anda dapat gunakan untuk membuat gambar Anda terlihat lebih seperti adegan film. Memang hal ini tidak wajib, namun dapat membantu orang-orang yang bekerja dengan Anda untuk memvisualisasikan pengambilan gambar dengan lebih jelas.[6]
    • Daripada menggambar seluruh karakter seolah-olah mereka berdiri pada garis horisontal yang sama, lebih baik Anda meletakkannya dalam sebuah perspektif. Berdirilah sedikit jauh dari kamera, dan kemudian berdirilah lebih dekat. Gambar yang lebih jauh dari kamera harus terlihat lebih kecil dengan kaki yang lebih tinggi, dan gambar yang lebih dekat dengan kamera harus terlihat lebih besar dengan kaki yang lebih rendah.
    • Ketika Anda harus mengadaptasi storyboard ke dalam film, Anda harus memikirkan bagaimana caranya mengatur pengambilan gambar.
  2. 2
    Berikan alasan yang tepat ketika Anda memotong pengambilan gambar. Jika Anda membuat storyboard film, pikirkan alasan mengapa Anda membuat setiap potongan menjadi pengambilan gambar baru. Memajukan cerita bukan berarti lompat pada poin jalan cerita selanjutnya. Anda perlu memberikan alasan yang tepat mengapa karakter tersebut melakukan apa yang mereka lakukan. Memberikan alasan di balik pemotongan pengambilan gambar akan membantu Anda menemukan cara membangun ketegangan dan tetap menjaga cerita berlanjut ketika membuat film tersebut.
    • Contohnya, jika Anda ingin memotong satu adegan dengan yang lainnya, pastikan karakter dalam adegan pertama tetap maju mendekati pintu, karena mereka mendengar sebuah suara.
    • Hal ini membantu cerita Anda untuk tetap berlanjut dan membuat penonton untuk tetap tertarik.
  3. 3
    Biarkan storyboard Anda berkembang selama proses pembuatannya. Storyboard Anda dapat menjadi alat yang bagus ketika Anda mengatur pengambilan gambar dan menyutradarai film Anda. Namun, terlalu bergantung pada storyboard pun dapat membuat film Anda menjadi terlalu "sempit". Jika Anda membuat film, Anda harus terbuka untuk mengambil gambar yang sebelumnya tidak Anda pikirkan. Biarkan diri Anda keluar dari batas-batas storyboard, atau setidaknya relakan diri untuk melakukan perbaikan, sehingga proses pembuatan film dapat berjalan dengan lebih alami.[7]
    • Tetaplah menerima masukan orang lain, terutama jika Anda bekerja dengan tim kerja yang ahli dalam bidang perfilman. Storyboard dibuat untuk diperbaiki dan diubah. Selain itu, storyboard pun dapat dikembangkan dengan ide yang mungkin sebelumnya tidak terpikirkan oleh Anda.
    • Para sutradara film memiliki gaya yang berbeda-beda dalam menulis storyboard. Beberapa di antaranya membuat storyboard dengan amat teliti, dan beberapa lainnya menggunakan storyboard sebagai panduan yang tidak begitu wajib untuk digunakan.
  • Jika Anda tidak dapat menggambar, ada beberapa perangkat lunak yang dapat membantu Anda membuat storyboard, dengan memilih dan menempatkan objek dari kumpulan grafik yang tersedia.
  • Storyboard memiliki kegunaan lain selain pembuatan video, misalnya ilustrasi urutan adegan atau desain situs web yang rumit.

No comments:

Post a Comment