Monday, August 1, 2016

KONSEP PENGOLAHAN VIDEO

Digital video adalah jenis sistem video recording yang bekerja menggunakan sistem digital dibandingkan dengan analog dalam hal representasi videonya. Biasanya digital video direkam dalam tape, kemudian didistribusikan melalui optical disc, misalnya VCD dan DVD. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menghasilkan video digital adalah camcorder, yang digunakan untuk merekam gambar-gambar video dan audio, sehingga sebuah camcorder akan terdiri dari camera dan recorder.
Sebuah video terdiri dari beberapa element yang dapat diuraikan sebagai berikut:


1. Frame Rate
Ketika serangkaian gambar mati yang bersambung dimainkan dengan cepat dan dilihat oleh mata manusia, maka gambar-gambar tersebut akan terlihat seperti sebuah pergerakan yang halus. Jumlah gambar yang terlihat setiap detik disebut dengan frame rate. Diperlukan frame rate minimal sebesar 10 fps (frame per second) untuk menghasilkan pergerakan gambar yang halus. Film-film yang dilihat di gedung bioskop adalah film yang diproyeksikan dengan frame rate sebesar 24 fps, sedangkan video yang dilihat pada televisi memiliki frame rate sebesar 30 fps (tepatnya 29.97 fps). Frame rate digunakan sebagai format standar NTSC, PAL dan SECAM yang berlaku pada negara-negara didunia.

2. Aspect Ratio
Pixel aspect ratio menjelaskan tentang ratio atau perbandingan antara lebar dengan tinggi dari sebuah Pixel dalam sebuah gambar. Frame aspect ratio menggambarkan perbandingan lebar dengan tinggi pada dimensi frame dari sebuah gambar. Sebagai contoh, D1 NTSC memiliki pixel aspect ratio 0.9 (0.9 lebar dari 1 unit tinggi) dan memiliki pula pixel aspect ratio 4:3 (4 unit lebar dari 3 unit tinggi). Beberapa format video menggunakan frame aspect ratio yang sama tetapi memakai pixel aspect ratio yang berbeda. Sebagai contoh, beberapa format NTSC digital menghasilkan sebuah 4:3 frame aspect ratio dengan square pixel (1.0 pixel aspect ratio) dan dengan resolusi 640 x 480. sedangkan D1 NTSC menghasilkan frame aspect ratio yang sama yaitu 4:3 tetapi menggunakan rectangular pixel (0.9 pixel aspect ratio) dengan resolusi 720 x 486. Pixel yang dihasilkan oleh format D1 akan selalu bersifat rectangular atau bidang persegi, akan berorientasi vertikal dalam format NTSC dan akan berorientasi horisontal dalam format PAL. Jika menampilkan rectangular pixel dalam sebuah monitor square pixel tanpa alterasi maka gambar yang bergerak akan berubah bentuk atau mengalami distorsi. Contohnya lingkaran akan berubah menjadi oval. Tetapi bagaimanapun juga apabila ditampilkan pada monitor broadcast, gambar gerak akan ditampilkan secara benar.
3. Resolusi Spasial dan Frame Size
Lebar dan tinggi frame video disebut dengan frame size, yang menggunakan satuan piksel, misalnya video dengan ukuran frame 640×480 piksel. Dalam dunia video digital, frame size disebut juga dengan resolusi. Semakin tinggi resolusi gambar maka semakin besar pula informasi yang dimuat, berarti akan semakin besar pula kebutuhan memory untuk membaca informasi tersebut. Misalnya untuk format PAL D1/DV berukuran 720×576 piksel, format NTSC DV 720×480 piksel dan format PAL VCD/VHS (MPEG-1) berukuran 352×288 piksel sedangkan format NTSC VCD berukuran 320×240 piksel.
4. Level Bit
Dalam dunia komputer, satuan bit merupakan unit terkecil dalam penyimpanan informasi. Level bit atau Bit depth menyatakan jumlah atau banyaknya bit yang disimpan untuk mendeskripsikan warna suatu piksel. Sebuah gambar yang memiliki 8 bit per piksel dapat menampilkan 256 warna, sedangkan gambar dengan 24 bit dapat menampilkan warna sebanyak 16 juta warna. Komputer (PC) menggunakan 24 bit RGB sedang sinyal video menggunakan standar 16 bit YUV sehingga memiliki jangkauan warna yang terbatas. Untuk itu perlu berhati-hati apabila membuat video untuk ditayangkan di TV, karena tampilan warna di layar monitor PC berbeda dengan tampilan di layar TV. Penentuan bit depth ini tergantung pada sudut pemisah antara gambar yang diterima oleh kedua mata. Sebagai contoh, pada layar datar, persepsi kedalaman suatu benda berdasarkan subyek benda yang tampak.
5. Laju Bit
Laju bit disebut juga dengan nama laju data. Laju bit menentukan jumlah data yang ditampilkan saat video dimainkan. Laju data ini dinyatakan dalam satuan bps (bit per second). Laju data berkaitan erat dengan pemakaian dan pemilihan codec (metode kompresi video). Beberapa codec menghendaki laju data tertentu, misalnya MPEG-2 yang digunakan dalam format DVD dapat menggunakan laju bit maksimum 9800 kbps atau 9,8 Mbps, sedangkan format VCD hanya mampu menggunakan laju bit 1,15 Mbps.
Sama halnya dengan file suara dan gambar, teknik kompresi dari video menghasilkan banyak format file video bermunculan. Berikut adalah formati file video yang lazim digunakan:
ASF (Advanced System Format)
  • Dibuat oleh Microsoft sebagai standar audio/video streaming format
  • Bagian dari Windows Media framework
  • Format ini tidak menspesifikasikan bagaimana video atau audio harus di encode, tetapi sebagai gantinya menspesifikasikan struktur video/audio stream. Berarti ASF dapat diencode dengan codec apapun.
  • Dapat memainkan audio/video dari streaming media server, HTTP server, maupun lokal.
  • Beberapa contoh format ASF lain adalah WMA dan WMV dari Microsoft.
  • Dapat berisi metadata seperti layaknya ID3 pada MP3
  • ASF memiliki MIME “type application/vnd.ms-asf” atau “video/x-ms-asf”.
  • Software : Windows Media Player
MOV (Quick Time)
  • Dibuat oleh Apple
  • Bersifat lintas platform.
  • Banyak digunakan untuk transmisi data di Internet.
  • Software: QuickTime
  • Memiliki beberapa track yang terdiri dari auido, video, images, dan text.
MPEG (Motion Picture Expert Group)
  • Merupakan file terkompresi lossy.
  • MPEG-1 untuk format VCD dengan audio berformat MP3.
  • MPEG-1 terdiri dari beberapa bagian:

  1.   Synchronization and multiplexing of video and audio.
  2.   Compression codec for non-interlaced video signals.
  3.   Compression codec for perceptual coding of audio signals.
  4.   MP1 or MPEG-1 Part 3 Layer 1 (MPEG-1 Audio Layer 1)
  5.   MP2 or MPEG-1 Part 3 Layer 2 (MPEG-1 Audio Layer 2)
  6.   MP3 or MPEG-1 Part 3 Layer 3 (MPEG-1 Audio Layer 3)
  7.   Procedures for testing conformance.
  8.   Reference software
  • MPEG-1 beresoluasi 352×240.
  • MPEG-1 hanya mensupport progressive scan video.
  • MPEG-2 digunakan untuk broadcast, siaran untuk direct-satelit dan cable tv.
  • MPEG-2 support interlaced format.
  • MPEG-2 digunakan dalam/pada HDTV dan DVD video disc.
  • MPEG-4 digunakan untuk streaming, CD distribution, videophone dan broadcast.
  • MPEG-4 mendukung digital rights management.
DivX
  • Salah satu video codec yang diciptakan oleh DivX Inc.
  • Terkenal dengan ukuran filenya yang kecil karena menggunakan
MPEG4 Part 2 compression.
  • Versi pertamanya yaitu versi 3.11 diberi nama “DivX ;-)”
  • DivX bersifat closed source sedangkan untuk versi open sourcenya adalah XviD yang mampu berjalan juga di Linux.
Windows Media Video (WMV)
  • Codec milik Microsoft yang berbasis pada MPEG4 part 2
  • Software: Windows Media Player, Mplayer, FFmpeg.
  • WMV merupakan gabungan dari AVI dan WMA yang terkompres, dapat berekstensi wmv, avi, atau asf.
Video adalah teknologi pemrosesan sinyal elektronik yang mewakilkan gambar bergerak. Video terdiri dari banyak gambar diam yang tersusun hingga jika gambar tersebut berganti-ganti dengan kecepatan tinggi dan dilihat oleh mata manusia akan tampak bergerak. Aplikasi penggunaan umum dari teknologi video adalah televisi (video lebih intensif digunakan di dunia penyiaran/broadcasting). Tetapi seiring dengan perkembangan teknologi, video dapat juga digunakan dalam aplikasi teknik, saintifik, film televisi, film layar lebar dan keamanan seperti kamera pengawas keamanan, atau pengawasan pengamatan sains dan sebagainya. Kata video berasal dari kata Latin, “Saya lihat”. Istilah video juga digunakan sebagai singkatan dari videotape (kaset/pita video), dan juga perekam video dan pemutar video. Video adalah rangkaian gambar yang berupa sinyal gambar elektromagnetik.
Pembuatan video diilhami dari konsep Motion Pictures Film (atau film gambar bergerak) yang sudah ada terlebih dulu (tahun 1889). Film macam ini dinamakan sebagai film seluloid. Gambar tertempel di dalam pitanya. Sementara video juga memiliki konsep yang sama dimana gambar dilekatkan ke dalam pita penyimpanan video. Hanya saja, gambar yang disimpan oleh kamera video berbeda dengan gambar yang disimpan oleh pita film seluloid. Di dalam pita video, gambar ditrasfer ke dalam bentuk gelombang-gelombang transfersal yang sering disebut dengan “sinyal video”. Perlu diingat juga, video ini tumbuh didasari dengan kebutuhan untuk siaran televisi (Television Broadcasting) yang telah ditemukan pada tahun 1936.
Sinyal video direkam dan disimpan ke dalam bentuk yang tampak secara fisik. Dilihat dari cara penyimpanannya dapat dibagi menjadi 2 bentuk:
Pita Elektromagnetic.
Sistem penyimpanan video ini disimpan diatas pita magnetik atau biasa kita sebut kaset video (Videotape). Ketika kaset diputar, maka pita magnetik akan bergerak. Gelombang-gelombang video tersebut dibaca dan diterjemahkan ke dalam bentuk gambar analog (atau yang kita lihat secara visual) oleh alat yang bernama Video Head. Alat ini berada di dalam pemutar video atau Video Player. Format dari pita video ini banyak sekali seiring dengan perkembangan jaman yang akan nanti kita bahas satu-per satu di bab selanjutnya.
Media Penyimpanan Digital (Digital Storage)
Sistem penyimpanan video berupa media digital seperti Compact Disc (CD), Digital Versetail Disc (DVD), Blue-Ray Disc, Multimedia Card (MMC), Compact Flash (CF) Card, Hard Disk, dan sebagainya. Video yang disimpan di dalam media penyimpanan digital disimpan dalam bentuk data-data biner. Apa itu biner? Sistem pendataan yang hanya merujuk angka 0 (=tidak) dan angka 1 (=ya). Sistem biner ini akan mereproduksi warna sesuai dengan kebutuhan. Untuk dapat membaca video yang berada dalam media penyimpanan digital, kita membutuhkan alat yang sering kita sebut processor (prosesor) yang menterjemahkan data biner ke dalam bentuk gambar analog (atau yang kita lihat secara visual).
Kemudian perlu diingat bahwa jika setiap orang punya 1 player video, bayangkan jika seluruh manusia di bumi punya player video dengan cara kerja yang berbeda. Produsen-produsen videopun banyak sekali. Pasti akan kerepotan memutar video yang satu dengan video yang lain. Melihat itu, mulailah muncul kesepakatan-kesepakatan untuk menyamakan konsep standar video. Serikat Industri Film & Broadcasting (SMPTE, Society of Motion Picture and Television Engineers) di dunia pada tahun 1939 mulai membuat standar penyiaran, yang juga digunakan sebagai standar sistem video:
NTSC (National Television System(s) Comitee)
Adalah kesepakatan sistem video serta sistem penyiaran milik Amerika Serikat. Kemudian sistim ini digunakan oleh beberapa negara bekas jajahan sekutu (Amerika Serikat), seperti Jepang dan Korea Selatan.
PAL (Phase Alternation by Line)
Merupakan penemuan orang Jerman bernama Walter Bruch yang bekerja di Telefunken GmBH. Pertama kali dikenalkan pada tahun 1967. Banyak digunakan oleh negara-negara Eropa, Asia dan Timur Tengah. Pada tahun 1962 TVRI muncul, standar inilah yang digunakan oleh Indonesia.
SECAM (Séquentiel Couleur Avec Mémoire)
Sistem ini tidak begitu populer. Digunakan di Brazil dan Perancis. Secara konsep mirip dengan sistem PAL. Karena memang SECAM adalah bawaan Hendry de France dari perusahaan RCA Technologies GmBH, Perancis yang membeli Telefunken.
Pada perkembangannya kemudian standar-standar diatas berkembang dengan sendirinya sesuai dengan perkembangan jaman pada wilayah (negara) masing-masing. PAL misalnya, berkembang menjadi 2 jenis : M/PAL, N/PAL dan PAL-PLUS. Untuk NTSC berkembang menjadi NTSC 3.58 dan NTSC 4.43. Sedangkan SECAM mengeluarkan format baru (untuk Uni Sovyet) yaitu MESECAM. Setiap jenis standar memiliki karakteristik yang berbeda sendiri-sendiri. Mulai dari banyaknya gambar di setiap detiknya, ukuran bingkai gambarnya, hingga penerapan jumlah warna berbeda antar standar.
Pada prakteknya, proyeksi cahaya pada pesawat televisi CRT (Catode Ray Tube) bekerja secara menggaris horizontal, cahaya tidak di ‘semprot’ seperti proyektor pada layar bioskop (sistem penyemprotan seperti ini dikenal dengan istilah Progressive). Jika diperlambat 1/10.000 detik, maka akan tampak bahwa televisi hanya memberi titik-titik yang muncul bergantian secara horizontal dari pojok kiri atas televisi hingga memenuhi seluruh layar. Banyaknya garis horizontal yang harus di jalani oleh titik sinar katoda pada televisi sistem PAL berjumlah 625 garis selama 1/50 detik, dan pada sistim NTSC berjumlah 525 garis selama selama 1/60 detik . Berikut daftar garis horizontal yang dibutuhkan televisi, sesuai dengan standart televisi yang diciptakan.

RESOLUSI GAMBAR VIDEO
Berkembangnya zaman menuntut sebuah tekhnologi yang semakin praktis dan kualitas yang semakin baik. Kualitas tercipta karena pemenuhan jumlah garis sesuai dengan kebutuhan televisi berbanding dengan ukuran gambar yang diciptakannya. Berikut tabel jumlah garis horizontal dengan ukuran gambar (resolusi, dalam satuan pixel ) untuk beberapa media rekam yang sudah tidak asing dan digunakan oleh media penyiaran maupun masyarakat, dari resolusi yang paling rendah hingga paling tinggi.
PAL
NTSC
Line
Video Format
352 x 288
350 x 240
200 lines
Video Compact Disk (VCD)
350 x 311
330 x 270
250 lines
U-Matic, Betamax, VHS, Video8
420 x 400
400 x 285
300 lines
Super Betamax, Betacam
440 x 384
440 x 364
340 lines
Betacam SP (standart sistem siaran televisi analog)
560 x 480
540 x 480
420 lines
Laser Disc (LD), Super VHS (S-VHS), Hi8
670 x 576
640 x 480
500 lines
Enhanced Definitions Betamax
768 x 576
720 x 540
520 lines
DVD, DV (miniDV), DVCam, DVCPRO, Digital8, Digital Betacam
720 x 576
720 x 486
720 x 576 (Anamorphic)
720×486 (Anamorphic)
480 lines
Widescreen System : DVD, DV (miniDV), DVCam, DVCPro, Digital8, Digital Betacam
1024 x 576
864 x 486
HDV
Format      
1280 x 720
720 lines
Digital VHS (D-VHS), HD-DVD, Blue-Ray, HDV (miniDV)
1440 x 1080
1080 lines
Blue-Ray, Full-HDV (miniDV)
1920 x 1080
D-VHS, HD DVD, Blu-ray, HDCAM SR
Digital Cinema
2K
2048 x 1152
ARRICAM D-20 (2K), Silicon Imaging SI-2K (2K), RedOne (4K), Dalsa Corporation Origin (4K).
(Format Digital Cinema memang format video, tetapi tidak ditujukan kepada broadcaster, melainkan kepada produsen film)
3K
3072 x 1728
4K
4096 x 2304
Berkembangnya tekhnologi video membuat ukuran gambar yang tercipta pada video berkembang. Begitu juga kualitasnya.
Keterangan : Tabel yang tulisannya dibold adalah ukuran gambar Square Pixel, dimana pixel sesuai dengan aspect ratio. Ukuran tersebut adalah ukuran asli gambar yang di televisi. Sementara yang lain adalah gambar yang ter-resize yang kemudian menyesuaikan ukurannya sesuai dengan aspect rationya.
Anamorphic : Adalah ketika gambar seperti pada layar televisi biasa ditarik kanan-kirinya sehingga menjadi layar lebar.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghUABPB9FfHJ5oH6rT14hiMTFnUPbH55OuLA5Bf4WJlAO6f5dLINf8TDNONDUMUGHmnfwbLU1896aqPCDCPk0g9W3D7vQUGDzi1lv-Q0Dt0Cdf3CWBxbC7HfV9HhSj7U0ljTPTz-rkadB1/s320/perbandingan.bmp
Diagram 1.1. Perbandingan ukuran gambar video – Dimulai sejak teknologi DV hingga HDV 1080i/p.
Singkatnya, resolusi video memiliki satuan ‘garis horizontal’ (horizontal scan) untuk analog video dan satuan ‘pixel’ untuk format digital video. Pada era digital (seperti sekarang), standar ukuran resolusi televisi adalah 720/704/640×480i60 untuk NTSC dan 768/720×576i50 untuk PAL untuk SECAM. Atau jika dibaca dengan resolusi analog, berarti video digital memiliki garis horizontal sebanyak 486 line untuk NTSC atau 576 line untuk PAL. Stasiun TV analog masih menggunakan sistim garis horizontal. Walaupun sistim perekaman mereka sudah menggunakan teknologi digital dengan garis horizontal yang berjumlah (PAL) 576 line, tetapi siaran yang masih analog menurunkan resolusi menjadi 400 line.
Jenis format video
Video adalah teknologi pemrosesan sinyal elektronik mewakilkan gambar bergerak. Aplikasi umum dari teknologi video adalah televisi, tetapi dia dapat juga digunakan dalam aplikasi teknik, keilmuwan, produksi dan keamanan. Istilah video juga sering digunakan sebagai singkatan dari video tape, perekaman video, maupun pemutar video.
Format video yang diciptakan pada telepon selular tidak sama dengan format video VCD maupun DVD. Hal ini dikarenakan keterbatasan memori telepon selular dan sistem operasi yang berbeda.
Secara garis besar, format video yang berkembang saat ini dapat dibedakan menjadi beberapa kategori yaitu: 
  1. Video analog format encoding: NTSC, PAL, SECAM, RF, Composite Video, Component Video, S-Video, dan RGB. 2.
  2. Video analog format kaset: Ampex, VERA (BBC), U-matic, Betamax, Betacam, Betacam SP, VHS, S-VHS, VHS-C, Video 2000, 8mm tape, dan Hi8.
  3. Video digital format kaset: D1, D2, D3, D4, D5, Digital Betacam, Betacam IMX, D-VHS , DV, MiniDV, MicroMV, dan Digital8.
  4. Disk optik format penyimpanan: VCD, DVD, dan LaserDisk.
  5. Video digital terpilih format encoding: CCIR 601, MPEG-2, H.261. H.263. dan H.264
Seiring perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, utamanya masalah video beberapa perusahaan mengembangkan format file video yang dapat dijalankan melalui komputer (Personal Computer) maupun laptop (notebook).
File video memiliki format yang berbeda-beda, bergantung pada aplikasi yang digunakan untuk menjalankannya (Player). Beberapa contoh format file video yang dapat dijalankan melalui komputer maupun notebook, yaitu:
  • .avi = Audio Video Interleave
  • .3gp
  • .dat
  • .mpg = Moving Pictures Expert Group
  • .mov = Quick Time Movie
  • .mp4
  • .rm = Real Media Player
  • .wmv = Windows Media Video.
Oleh karena format file video bervariasi, tentunya berpengaruh pula pada aplikasi yang digunakan untuk menjalankan video tersebut. Sebuah aplikasi pemutar video tidak mampu menjalankan semua jenis format file video tersebut. Hal ini dikarenakan perusahaan yang mengembangkannya juga berbeda-beda.
Berikut ini beberapa contoh aplikasi yang memiliki kemampuan untuk memainkan video sesuai dengan format file video.
  1. Quick Time =  dikembangkan oleh Apple Inc, umumnya hanya dapat memutar video dengan format file .qt dan .mov.
  1. Media Player = adalah player multimedia yang dapat dijadikan sebagai plugin pada webbrowser untuk memainkan format file video AVI dan MPG. Dikembangkan oleh Microsoft Corp.,http://www.windowsmedia.com/


  1. Real Player : adalah player multimedia yang dapat dijadikan sebagai plugin pada webbrowser untuk memainkan format file suara RealAudio dan format file video RealVideo. Dikembangkan olehRealNetworkshttp://www.real.com
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTSG--yrbruF-kXC31kU0dkFImObNdaTw4nbJNG-Jaqx-FOtP5XiaMKDC4

  1. Winamp = Aplikasi perangkat lunak ini mampu memutar berbagai macam format file video seperti: .dat, .mov, mpeg, mp4, .wmv, .avi, dan lain-lain.
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQNgwvw7PSGuOoBi-WoRbEs9V4o0alX0WwfGkGugHe3y3uWPFSlxL8bzw

  1. ImToo = Aplikasi ini umumnya hanya mampu memutar video yang memiliki format file .3gp. Sehingga sering dimanfaatkan untuk memutar video yang berasal dari hasil rekaman telepon selular.
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSa-noOlCZEOm14WFnUSqUeEDGHk8TFulh7rIUHS-wPmOdH46LKmsYBDJw
Prasyarat untuk ponsel
Teknologi telepon selular berkembang sangat cepat dan hanya dalam hitungan beberapa bulan saja sudah berubah. Tuntutan kebutuhan pengguna memang sangat menentukan berkembangnya teknologi yang satu ini.
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTmsOY07Qvv0p9hmEg_HqSGgug9OlCeBsRrsrrIPTTKx9vXzZ0TqHcQHe8Telepon selular yang awalnya hanya mampu mengirimkan pesan singkat dalam bentuk teks (SMS) dan hanya digunakan untuk berkomunikasi saja, kini sudah mampu digunakan untuk menerima e-mail, browsing ke internet, bahkan beberapa telepon selular sudah dilengkapi kamera digital maupun video recorder dengan kualitas gambar yang sangat bagus. Lengkapnya teknologi dalam telepon selular memungkinkan pengguna dapat merekam layaknyavideo recorder sehingga dapat diputar ulang di lain waktu.








http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT76oMKs7-4y2jooPmkaeyKH2EDUB0fjhTW2Xj2Nq-PLchTGC7_THt5alwMaraknya berbagai jenis dan tipe telepon selular yang berkembang saat ini membuat para produsen berlomba-lomba untuk memberikan yang terbaik bagi penggunanya. Baik dalam segi model, warna hingga aplikasi pendukung yang ditawarkan. Namun tidak semua telepon selular dapat digunakan untuk memainkan video maupun merekam adegan (video recorder). Hal ini dikarenakan telepon tersebut kemungkinan tidak dilengkapi fasilitas video recorder maupun video player. Sebagai gambaran, berikut ini beberapa kebutuhan yang mendaasar untuk telepon selular agar dapat berfungsi untuk memainkan musik (audio player), mengambil gambar (digital camera), merekam adegan (video recorder), dan memainkan video (video player).






Spesifikasi
Sebuah telepon selular (ponsel) dapat digunakan untuk memainkan video jika teknologi yang ada pada ponsel tersebut mendukung berbagai aplikasi yang berhubungan dengan video maupun gambar. 
  • Network : GSM 900 / 1800 / 1900
  • Display : TFT, 256K colors
  • Battery : Standard battery, Li-Ion
  • Standby : Up to 400 h
  • Ringtone : Polyphonic (40 channels), MP3
  • Phonebook : 500 x 20 fields, Photo call
  • Memory : Memory Stick Duo Pro, 256 MB card included,
  • 34 MB shared memory
  • Messaging : SMS, EMS, MMS, Email, Instant Messaging
  • Camera : 2 MP, 1632×1224 pixels, video, flash
  • Games : Yes + downloadable

Fitur:
Selain spesifikasi khusus yang harus disediakan, hal lain yang tak kalah penting adalah fitur-fitur khusus agar ponsel dapat berfungis dengan baik diantarnya:
  • MP3/AAC player
  • Video player
  • Java MIDP 2.0
  • T9
  • FM radio with RDS
  • Image viewer
  • Picture editor
  • Organiser
  • Voice memo
  • SyncML
  • Built-in handsfree

Konektifitas
Untuk menghubungkan (koneksi) antara komputer dengan ponsel diperlukan sebuah media transmisi yang umumnya disertakan dalam satu paket diantaranya:
  • GPRS : Class 10 (4+1/3+2 slots), 32 – 48 kbps
  • 3G
  • WLAN
  • Bluetooth
  • Infrared port
  • USB port
Kebutuhan yang diperlukan
Agar dapat melakukan transfer video dari komputer ke telepon selular diperlukan beberapa peralatan yang mendukung, di antaranya:
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSYcLmM_0NY7jPMNN1p0-c7Pzn7E6Q1Pt-l_7eKM41jJszUKOYaFt_hy9aV1. Komputer
Siapapun tidak merasa asing mendengar kata “komputer”, memang keberadaan benda yang satu ini sudah menjamur di mana-mana, mulai dari lingkungan kantor hingga dalam sebuah keluarga.
Komputer menjadi kebutuhan penting untuk menunjung berbagai aktifitas manusia. Baik untuk membuat proposal, animasi, video player, hingga bermain game membutuhkan benda ini. Begitu pula ketika ingin mentransfer video favorit ke dalam ponsel, tentunya memerlukan sebuah alat yang dapat melakukan transfer tersebut. Mulai dari mengkonversi format video hingga output yang akan dihasilkan khusus untuk ponsel. Komputer yang dimaksud ini dapat berupa komputer pribadi (PC/Personal Computer) maupun laptop (Notebook). Jadi, seperangkat komputer yang mendukung komunikasi data dengan ponsel.


http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTdXW5cGoBSVvvKqYlwZ5rwDJJsqf7dMtd44uLmNhDlRXX4Q3dhGdD9Cxg2. Media Komunikasi
Bentuk media komunikasi antara komputer dengan ponsel dapat berupa: kabel data maupun bluetooth.
Jika ingin menggunakan kabel data, ponsel harus memilki port USB. Jika ingin menggunakan blueetooth maka komputer harus memiliki fitur blueetooth, baik yang terpasang dalam komputer secara langsung maupun menggunakan blueetooth tambahan (port USB).





3. Software
Aplikasi untuk mengkoversi berbagai macam format video ke dalam format video khusus untuk ponsel sangat bervariasi. Ada kalanya sebuah perusahaan menyertakan driver dan software terhadap produk ponselnya, hal ini berfungsi agar ponsel dapat berkomunikasi dengan komputer.
Sedangkan perangkat lunak untuk mengkonversi video, umumnya tidak disertakan oleh produsen ponsel. Meski begitu, beberapa perangkat lunak yang dibutuhkan dapat didownload di internet, baik yang berupa Freeware(perangkat lunak gratis), Shareware (perangkat lunak berbayar), maupun Trial (perangkat lunak percobaan).
Beberapa software yang populer untuk mengkonversi berbagai macam format video (.avi, mpg, .dat, dll) menjadi format video khusus untuk ponsel (.mp4, .mpg, dan .3gp) antara lain ImToo 3GP Video Converter danSimple and Fast Video Converter. Dari sekian perangkat lunak yang berkembang, ImToo 3GP Video Converter lebih banyak digunakan karena sifatnya yang Freeware (bebas menggunakan, tanpa harus membayar).



Instalasi video converter dan konversi
Sebelum melakukan instalasi perangkat lunak yang diperlukan, pastikan telah tersedia software tersebut. Namun jika belum tersedia, perangkat lunak tersebut (ImToo 3GP Video Converter) bisa didapatkan melalui internet dengan cara mendownload di alamat http://www.imtoo.com/3gp-video-converter.html. Jika ingin menggunakan perangkat lunak lain, misal Simple and Fast Video Converter dapat didownload pada alamathttp://www.tompegx.com.

Usahakan menyimpan file hasil download tersebut yang mudah ditemukan agar ketika ingin menginstalas dapat dilakukan. Selanjutnya, melakukan proses instalasi.
Proses Instalasi
Diasumsikan, perangkat lunak yang dibutuhkan sudah tersedia di komputer. Tahap berikutnya adalah menginstal perangkat lunak tersebut.
1. Klik ganda file Setup.exe

2. Selanjutnya klik tombol I Agree.

3. Klik tombol Next.

4. Secara otomatis akan membuat folder sendiri, klik tombol Next

5. Secara otomatis membuat nama software sendiri, klik tombol Install.

6. Tunggu beberapa saat, proses instalasi sedang berlangsung. Jika telah selesai, klik tombol Finish.



Proses Konversi
  1. Untuk mulai mengkonversi file video, jalankan perangkat lunak ImToo 3GP Video Converter. Setelah aktif, klik tombol Add untuk menambahkan video yang akan dikonversi.


  1. Pilih salah satu video yang akan dikonversi


  1. Selanjutnya pilih output video khusus untuk ponsel, umumnya format file berekstensi.3gp atau .mp4. Jangan lupa mengatur folder output untuk hasil konversi agar lebih mudah ditemukan.


  1. Informasi tentang format file video terdapat di bagian bawah nama video. Tekan tombol Encode untuk mulai mengonversi.


  1. Tunggu beberapa saat, proses sedang berlangsung, jika telah selesai maka pada Status berisi informasi Complete, jika informasi di bawah Status adalah Fail berarti video gagal untuk dikonversi. Kemungkinan format video tersebut tidak dapat dikonversi atau filenya terlalu besar.


  1. Klik tombol Play untuk mencoba memainkan video tersebut.


  1. Langkah selanjutnya adalah mentransfer video tersebut ke dalam ponsel.
Proses transfer ke ponsel
etelah proses konversi video berhasil, langkah selanjutnya adalah menstransfer file video tersebut ke dalam ponsel. Media komunikasi data yang digunakan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui kabel data danbluetooth. Sedangkan teknik mentransfer dapat dibedakan menjadi 2 cara yaitu melalui File Manager dan PC Suite
Melalui File Manager

http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTn25LlhIcRtMS1Jjis6SG7QHODMEASq1via1zeZ2BawWE_rJPgKIGszckNTADiasumsikan driver untuk komunikasi data antara komputer dengan ponsel telah terinstal berjalan dengan baik. Komputer dan ponsel telah terhubung melalaui salah satu media komunikasi (kabel data atau bluetooth). Jika transfer file melalui File Manager, cukup memasukkan file tersebut ke kartu memori ponsel.
Dalam studi kasus ini, menggunakan ponsel Sony Ericcson W700 yang mendukung video recorder dan video player. File di tempatkan dalam kartu memori (memory card) pada folder video.




Melalui PC Suite
Teknik ini dapat dijalankan jika software dari produsen ponsel menyertakan softwarenya dan telah terinstal dalam komputer. Diasumsikan, driver PC Suite telah terinstal dengan baik.
  1. Pertama kali aktifkan program PC Suite (misal: Sony Ericcson PC Suite).



  1. Klik File Manager, lalu pilih file yang akan di transfer. Gunakan teknik Click and Drag, tempatkan padafolder Video.

Umumnya, file video akan secara otomatis dimasukkan ke dalam folder Video. Setelah file video masuk ke telepon selular, langkah selanjutnya adalah menjalankan video tersebut dengan cara memilih menu Play(bergantung pada jenis telepon yang digunakan).

Penutup
Video yang berasal dari berbagai format video seperti: mpeg, avi, dat, dan format video lainnya pada hakekatnya dapat ditransfer ke dalam telepon selular asalkan dikonversi terlebih dulu ke format video yang dapat dibaca melalui telelpon selular. Format video yang umumnya dapat dibaca melalui telepon selular adalah .3gp, dan mpeg (mpeg3 atau mpeg4).
Jenis telepon selular pun harus memenuhi persyaratan khusus diantaranya: mendukung transfer data (baik melalui: kabel, blueetooth, maupun wifi). Dan yang tak kalah pentingnya adalah ketersediaan fitur-fitur dalam telepon selular tersebut yaitu: adanya aplikasi video player.



No comments:

Post a Comment